Rabu, 10 Oktober 2012

TRANSMISI BUDAYA DAN BIOLOGIS SERTA AWAL PERKEMBANGAN DAN PENGASUHAN


Bentuk-Bentuk dari Transmisi Budaya :


1. Sosialisasi

          Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.


2. AKULTURASI 

        Kehadiran orang Belanada di Indonesia, yang kemudian jadi penguasa, sangat mempengaruhi gaya hidup, bentuk bangaunan tradisional, serta fungsi ruangannya. Selain itu, alat perlengkapan rumah tangga yang biasa dipakai sehari-hari oleh rakyat pribumi juga mengalami perubahan. Lalu tujuh unsur universal yaitu bahasa, peralatan&perlengkapan hidup, matapencarian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian , ilmu pengetahuan dan religi juga ikut terpengeruh. Ketujuh unsur universal budaya itu bercampur dan percampuran antara kebudayaan Belanda dan Pribumi itulah yang disebut kebudayaan Indis.


          Akulturasi yang terjadi antara budaya asing (Belanda) dan pribumi dapat dibilang cukup sukses, mengapa? Ya karena masing-masing budaya (Asing dan Pribumi) sama sekali tidak kehilangan ke khas-an nya. Contohnya pada masyarakat Jawa. Meski banyak sekali kedatangan para ‘tamu’ dari Eropa, Cina, Australia, dan India kebudayaan Pribumi Jawa dapat tetap bertahan. Local Genius pribumi Jawa mampu menanggapi kehadiran budaya asing secara aktif tanpa kehilangan kepribadiannya. Semua hal tadi menunjukan bahwa pribumi Jawa memiliki sikap open minded tolerance atau savoir vivre (lapang dada). 

Bentuk bangunan.


          Pengaruh budaya asing khususnya Belanda yang datang ke Indonesia cukup besar. Selain mempengaruhi tujuh unsur universal budaya, pengaruh budaya asing juga ‘menjalar’ pada tata bentuk (arsitektur) bangunan/tempat tinggal. Meskipun bentuk dasar bangunan/tempat tinggal masih tradisional, tetapi pada beberapa tata letak dan ornamen-ornamen yang terdapat di bangunan/tempat tinggal tersebut ada pengaruh dari budaya asing. Contohnya adalah sebelum masa itu rumah-rumah orang pribumi tidak dilengkapi atau ada tempat pembuangan (jamban) atau pun tempat mandi di sekitar rumah maupun di dalam lingkungan rumah atau kali pada pagi hari. Setelah masuknya kebudayaan asing dan terbentuknya kebudayaan indis, rumah-rumah para non-pribumi atau keturunannya sudah mulai memiliki tempat pembuangan dan tempat mandi yang terletak di dalam halaman rumah. Lalu pada tahun 1870 masyarakat mulai mengenal kamar mandi yang terletak di dalam rumah seperti yang kita kenal. 

Lalu pada rumah-rumah tersebut biasanya ada ornamen atau hiasan bergaya eropa. Contohnya pada puncak atap rumah yang terdapat hiasan seperti ukiran dan pahatan patung atau juga bentuk-bentuk seperti menara kecil yang menjulang tidak begitu tinggi.


3. ENKULTURASI 

          Pada masa kebudayaan Indis, enkulturasi terjadi dilingkungan pendidikan dimana pengaruh teman sekitar bagi seorang anak lah yang akan ‘membentuk’nya. Kebiasaan hidup mewah misalnya, anak-anak pada masa itu melihat cara para orang dewasa berpakaian, cara atau kebiasaan para orang dewasa merayakan sesuatu dengan berpesta (minum bir bersama contohnya). 
      Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses belajar.
Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah berubahnya kultur seseorang yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu terjadi karena adanya proses sosial dimana sesama manusia saling mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing tersebut.
         Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah kehidupan seorang manusia yang terus berjalan mempengaruhi bagaimana proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya itu terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat.


           Awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh

Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya mempengaruhi pola perkembangan seorang anak, jika seorang anak sedari dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh maka kelekatan antara seorang anak dan ibu tersebut kurang daripada seorang anak yang banyak menghabiskan waktunya bersama dengan ibu nya. Karena pengaruh sosialisasi, akulturasi dan enkulturasi terjadi di masyarakat membuat setiap orang berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga pola perilaku individu mengalami proses belajar dalam kesehariannya melalui sosialisasi terhadap lingkungan yang mempengaruhinya.






Sumber:

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya 

PENGERTIAN DAN TUJUAN DARI PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA



1. PENGERTIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Psikologi lintas-budaya adalah cabang psikologi yang melihat bagaimana faktor-faktor budaya mempengaruhi perilaku manusia, kemudian juga merupakan studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian yang terdapat dalam budaya yang beragam. Serta merupakan istilah yang luas untuk scientific studi perilaku manusia dan mental atau giginitifve proses antar budaya.

Psikologi lintas budaya merupakan kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Disini juga terdapat berbagai pengertian menurut para ahli, seperti :

  • Menurut Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
  • Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
  • Menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike, 1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
  • Menurut Triandis (1980) mengungkapkan bahwa psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-perubahan dalam budaya yang bersangkutan.
  • Cigdem Kagitçibasi dan JW Berry (1989) memberikan definisi ringkas dari psikologi lintas budaya, menyebutnya penelitian “kesamaan dan perbedaan dalam fungsi psikologis dan sosial individu dalam berbagai budaya dan kelompok etnis “.



TUJUAN LINTAS BUDAYA

Dapat saya simpulkan bahwa tujuan dari psikologi lintas budaya yaitu untuk membantu manusia melihat bagaimana suatu faktor budaya dapat mempengaruhi perilaku manusia (individu) dimana kita melihat persamaan ataupun perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, keragaman etnik dan budaya, maupun dalam berbagai hubungan sosial dimasyarakat.


2. HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAINNYA

Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi, dimana dalam ilmu sosiologi kita mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannnya dengan sesama indiviu, individu kelompok, atau dengan sesama kelompok masyarakat, begitu pula psikologi lintas budaya yang juga menggunakan prinsip sosiologi untuk meliahat persamaan atau perbedaaan budaya manusia dengan berbaur atau berinteraksi sesama masyarakat.
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu antropologi, dimana kedua disiplin ilmu ini saling mempengaruhi. Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang budaya dan psikologi lintas budaya melihat bagaimana faktor budaya tersebut dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu psikologi budaya, dimana kedua ilmu ini sama – sama mempelajari bagaimana suatu kebudayaan dapat mempengaruhui perilaku manusia itu sendiri.

3. PERBEDAAN ANTARA PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA DENGAN ILMU LAINNYA

Perbedaaan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous, dimana psikologi indigenous mengkaji suatu masalah melalui konteks kultural/budaya yang dapat memunculkan suatu teori untuk dapat menelaah suatu tradisidari setiap budaya masyarakat timur sedangkan psikologi lintas budaya mengkaji bagaimana suatu budaya dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan melihat berbagai persamaan atau perbedaan dengan lebih global.
Perbedaan psikologi lintas budaya dengan Antropologi, dimana antropologi hanya mempelajari budaya masayrakat suatu etnis tertentu saja sedangkan psikologi lintas budaya mempelajarinya secara global atau seluruh budaya yang ada didunia.
Perbedaaan psikologi lintas budaya dengan psikologi budaya, dimana psikologi budaya memahami berbagai keragaman budaya yang ada didunia beserta dampak yang ditimbulkan budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu, sedangkan psikologi lintas budaya hanya membahas bagaimana pengaruh budaya tersebut dapat mempengaruhi individu.







Sumber:

  • Berry,John W,Poortinga,  Suhardono,Edi (penerj.) .1999. Psikologi Lintas-Budaya: Riset dan aplikasi  Publisher.  Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
  • http://id.shvoong.com/social-sciences/1997175-pengertian-antropologi/