A. Konsep
Utama Behavior Therapy
Teori behavioral berasal dari konsepsi yang
dikembangkan oleh hasil-hasil penelitian psikologi eksperimental. Terutama dari
Pavlov dengan classical conditioningnya dan B.F. Skiner dengan operant
conditioningnya. Yang menurutnya berguna untuk memecahkan masalah-masalah
tingkah laku abnormal dari yang sederhana (hysteria, obsesional neurosis,
paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia, anxiety, dan psikosa) baik
untuk individu atau kelompok. Tokoh-tokoh lainnya antara lain John D.
Krumboltz, Carl E. Thoresen, Wolpe, Albert Bandura dan Ray. E. Hosfort. Teori
behavioral lebih menekankan kepada perilaku di sini dan saat ini. Artinya,
bahwa perilaku individu yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh suasana
lingkungan saat ini.
Dalam pandangan tentang hakekat manusia, terapi behavior menganggap bahwa pada
dasarnya manusia bersifat mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik,
dengan sedikit peran aktif untuk memilih martabatnya. Perilaku manusia adalah
hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan melalui
interaksi ini kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk
kepribadian. Dalam konsep behavior, perilaku manusia merupakan hasil dari
proses belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi
belajar. Dengan demikian, terapi behavior hakekatnya merupakan aplikasi
prinsip-prinsip dan teknik belajar secara sistematis dalam usaha menyembuhkan
gangguan tingkah laku. Asumsinya bahwa gangguan tingkah laku itu diperoleh
melalui hasil belajar yang keliru dan karenanya harus diubah melalui proses
belajar, sehingga dapat lebih sesuai.
Tujuan utamanya menghilangkan tingkah laku
yang salah dan mengantikannya dengan dengan tingkah laku yang baru yang lebih
sesuai. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk:
1. Menghapus pola-pola perilaku maladaptive anak dan
membantu mereka mempelajari pola-pola tingkah laku yang lebih kontruksif
2.
Mengubah tingkah laku maladaptive anak
3.
Menciptakan kondisi-kondisi yang baru yang memungkinkan
terjadi proses belajar ulang.
B. Teknik-Teknik
dan Prosedur-Prosedur Terapeuti
Terapi behavior memiliki teknik-teknik yang utama, yaitu :
1. Desentisasi
sistematik
Digunakan untuk menghapus tingkah laku
yang diperkuat secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau
respons yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu.
Desensitisasi diarahkan pada mengajar klien untuk menampilkan suatu respons
yang tidak konsisten dengan kecemasan.
2. Terapi
implosif dan pembanjiran
Teknik pembanjiran berlandaskan paradigma
mengenai penghapusan eksperimental. Terapis memunculkan stimulus-stimulus
penghasil kecemasan, klien membayangkan situasi, dan terapis berusaha
mempertahankan kecemasan klien. Stampfl mengembangkan teknik yang berhubungan
dengan teknik pembanjiran, yang disebut terapi implosif : seperti halnya dengan
desensitisasi sistematik, terapi implosif berasumsi bahwa tingkah laku neurotik
melibatkan penghindaran terkondisi atas stimulus-stimulus penghasil kecemasan.
3. Latihan
asertif
Pendekatan behavioral yang dengan cepat
mencapai popularitas adalah latihan asertif yang bisa diterapkan terutama pada
situasi-situasi interpersonal, di mana individu mengalami kesulitan untuk
menerima kenyataan, bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang
layak atau benar. Latihan asertif akan membantu bagi orang-orang yang:
-
Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau
perasaan tersinggung
- Menunjukan kesopanan yang berlebihan dan selalu
mendorong orang lain untuk mendahuluinya
-
Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak
-
Memiliki kesulitan untuk mengungkapkan afeksi
dan respon-respon positif lainnya
-
Merasa tidak punya hak untuk memiliki
perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri
Dimana cara yang digunakan dalam latihan asertif ini adalah menggunakan
prosedur permainan peran, disini konselor bertindak sebagai fasilitator. Selain
itu diskusi kelompok juga sangat bermanfaat dalam latihan asertif ini, untuk
saling membantu satu sama lain dalam membantu klien untuk mengembangkan cara
berhubungan yang lebih langsung dalam situasi interpersonal.
4. Terapi
Aversi
Teknik pengondisian aversi yang telah
digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang
spesifik, yang melibatkan mengasosiasikan tingkah laku simtomatik dengan suatu
stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat
kemunculannya. Stimulus-stimulus aversi biasanya berupa hukuman dengan kejutan
listrik atau [pemberian listrik. Kendali aversi bisa melibatkan penarikan
pemerkuat positif atau penggunaan berbagai bentuk hukuman.
5. Pengondisian
operan
Tingkah laku operan
adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Ia adalah
tingkah laku yang beroperasi di linkungan untuk menghasilkan akibat-akibat.
Tingkah laku operan merupakan tingkah laku yang paling berarti dalam kehidupan
sehari-hari, yang mencakup membaca, berbicara, berpakaian, berpakaian, makan
dengan alat-alat makan, dsb. Menurut Skinner jika tingkah laku diganjar, maka
probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang tinggi.
6. Perkuatan
positif
Pembentukan suatu
pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah
tingkah laku yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh untuk mengubah
tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat, baik primer maupun sekunder, diberikan untuk
rentang tingkah laku yang luas.
7. Pembentukan
respon
Dalam pembentukan
respon, tingkah laku secara bertahap diubah dengan memperkuat unsur-unsur kecil
dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati
tingkah laku akhir. Pembentukan respon berwujud pengembangan suatu respon yang
pada mulanya tidak terdapat dalam perbendaharaan tingkah laku individu.
8. Penghapusan
Apabila suatu respon
terus menerus dibuat tanpa perkuatan, maka respon tersebut cenderung
menghilang. Dengan demikian, karena pola-pola tingkah laku yang dipelajari
cenderung melemah dan terhapus setelah suatu periode, cara untuk menghapus
tingkah laku yang maladaptif adalah menarik perkuatan dari tingkah laku
maladaptif itu.
9. Percontohan
Dalam percontohan,
individu mengamati seorang model dan kemudian diperkuat untuk mencontoh tingkah
laku sang model
10. Token
Digunakan untuk
membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba
lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak
bisa diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang bisa diraba, yang nantinya bisa
ditukar dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan.
C. Fungsi
dan Peranan Konselor atau Terapis Behavior Therapy
Dalam pendekatan behavior telah menempatkan pentingnya fungsi dan peranan
konselor atau terapis sebagai pengajar. Secara aktif, direktif dan kreatif
konselor atau terapis diharapkan mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang
dimilikinya guna mengajarkan keterampilan-keterampilan baru sesuai permasalahan
klien dan tujuan yang diinginkan. Fungsi lain yang juga harus ditegakkan oleh
konselor atau terapis selama proses konseling atau terapis adalah melaksanakan
assesmen dan penilaian secara terus menerus, menetapkan sasaran perubahan
perilaku dan bagaimana mengajarkan untuk mencapainya, peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjad, serta membantu mengembangkan tujuan-tujuan
pribadi dan sosialnya.
D. Kelebihan
dan Kekurangan Behavior Therapy
Kekurangan:
konseling atau terapi behavior bersifat dingin (kaku), kurang menyentuh aspek
pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi, lebih
terkonsentari pada teknik, meskipun konseling atau terapi behavior sering
menyatakan persetujuan pada tujuan klien, akan tetapi pemilihan tujuan lebih
sering ditentukan oelh konselor atau terapis, meskipun konselor atau terapis
behavior menegaskan bahwa setiap klien adalah unik dan menuntut perilaku yang
unik dan spesifik akan tetapi masalah salah satu klien sama dengan klien
lainnya dan oleh karena tidak menuntut suatu strategi konseling atau terapi
yang unik, perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada
bentuk perilaku yang lain.
Kelebihan:
pendekatan behavior therapy merupakan suatu pendekatan terapi tingkah
laku yang berkembang pesat sangat populer. Dikarenakan memenuhi prinsip-prinsip
kesederhanaan, kepraktisan, kelogisan, mudah dipahami dan diterapkan, dapat
didemontrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada kebutuhan anak, serta
adanya penekanan perhatian pada perilaku yang positif.
Sumber:
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama
http://henimarizalita.blogspot.com/2013/04/psikoterapi-behavior-therapy.html
http://ririnyp.wordpress.com/2013/04/23/psikoterapi-behavior-therapy/
RUZARIA PUTRI
16510290
3PA05
PSIKOTERAPI #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar