Sabtu, 04 Mei 2013

METODE PSIKOTERAPI: BEHAVIOUR THERAPY

A.     Konsep Utama Behavior Therapy
   Teori behavioral berasal dari konsepsi yang dikembangkan oleh hasil-hasil penelitian psikologi eksperimental. Terutama dari Pavlov dengan classical conditioningnya dan B.F. Skiner dengan operant conditioningnya. Yang menurutnya berguna untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang sederhana (hysteria, obsesional neurosis, paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia, anxiety, dan psikosa) baik untuk individu atau kelompok. Tokoh-tokoh lainnya antara lain John D. Krumboltz, Carl E. Thoresen, Wolpe, Albert Bandura dan Ray. E. Hosfort. Teori behavioral lebih menekankan kepada perilaku di sini dan saat ini. Artinya, bahwa perilaku individu yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh suasana lingkungan saat ini.
   Dalam pandangan tentang hakekat manusia, terapi behavior menganggap bahwa pada dasarnya manusia bersifat mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik, dengan sedikit peran aktif untuk memilih martabatnya. Perilaku manusia adalah hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan melalui interaksi ini kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Dalam konsep behavior, perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi belajar. Dengan demikian, terapi behavior hakekatnya merupakan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik belajar secara sistematis dalam usaha menyembuhkan gangguan tingkah laku. Asumsinya bahwa gangguan tingkah laku itu diperoleh melalui hasil belajar yang keliru dan karenanya harus diubah melalui proses belajar, sehingga dapat lebih sesuai.
      Tujuan utamanya menghilangkan tingkah laku yang salah dan mengantikannya dengan dengan tingkah laku yang baru yang lebih sesuai. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk:
1.  Menghapus pola-pola perilaku maladaptive anak dan membantu mereka mempelajari pola-pola tingkah laku yang lebih kontruksif
2.      Mengubah tingkah laku maladaptive anak
3.      Menciptakan kondisi-kondisi yang baru yang memungkinkan terjadi proses belajar ulang.

B.     Teknik-Teknik dan Prosedur-Prosedur Terapeuti
Terapi behavior memiliki teknik-teknik yang utama, yaitu :
1.      Desentisasi sistematik
Digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respons yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan pada mengajar klien untuk menampilkan suatu respons yang tidak konsisten dengan kecemasan.
2.      Terapi implosif dan pembanjiran
Teknik pembanjiran berlandaskan paradigma mengenai penghapusan eksperimental. Terapis memunculkan stimulus-stimulus penghasil kecemasan, klien membayangkan situasi, dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien. Stampfl mengembangkan teknik yang berhubungan dengan teknik pembanjiran, yang disebut terapi implosif : seperti halnya dengan desensitisasi sistematik, terapi implosif berasumsi bahwa tingkah laku neurotik melibatkan penghindaran terkondisi atas stimulus-stimulus penghasil kecemasan.
3.      Latihan asertif
Pendekatan behavioral yang dengan cepat mencapai popularitas adalah latihan asertif yang bisa diterapkan terutama pada situasi-situasi interpersonal, di mana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan, bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar. Latihan asertif akan membantu bagi orang-orang yang:
-         Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung
-       Menunjukan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya
-         Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak
-         Memiliki kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon positif lainnya
-         Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri
Dimana cara yang digunakan dalam latihan asertif ini adalah menggunakan prosedur permainan peran, disini konselor bertindak sebagai fasilitator. Selain itu diskusi kelompok juga sangat bermanfaat dalam latihan asertif ini, untuk saling membantu satu sama lain dalam membantu klien untuk mengembangkan cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi interpersonal.
4.      Terapi Aversi
Teknik pengondisian aversi yang telah digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, yang melibatkan mengasosiasikan tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat kemunculannya. Stimulus-stimulus aversi biasanya berupa hukuman dengan kejutan listrik atau [pemberian listrik. Kendali aversi bisa melibatkan penarikan pemerkuat positif atau penggunaan berbagai bentuk hukuman.
5.      Pengondisian operan
Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Ia adalah tingkah laku yang beroperasi di linkungan untuk menghasilkan akibat-akibat. Tingkah laku operan merupakan tingkah laku yang paling berarti dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup membaca, berbicara, berpakaian, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, dsb. Menurut Skinner jika tingkah laku diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang tinggi.
6.      Perkuatan positif
Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat, baik primer maupun sekunder, diberikan untuk rentang tingkah laku yang luas.
7.      Pembentukan respon
Dalam pembentukan respon, tingkah laku secara bertahap diubah dengan memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati tingkah laku akhir. Pembentukan respon berwujud pengembangan suatu respon yang pada mulanya tidak terdapat dalam  perbendaharaan tingkah laku individu.
8.      Penghapusan
Apabila suatu respon terus menerus dibuat tanpa perkuatan, maka respon tersebut cenderung menghilang. Dengan demikian, karena pola-pola tingkah laku yang dipelajari cenderung melemah dan terhapus setelah suatu periode, cara untuk menghapus tingkah laku yang maladaptif adalah menarik perkuatan dari tingkah laku maladaptif itu.
9.      Percontohan
Dalam percontohan, individu mengamati seorang model dan kemudian diperkuat untuk mencontoh tingkah laku sang model
10.  Token
Digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang bisa diraba, yang nantinya bisa ditukar dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan.

C.     Fungsi dan Peranan Konselor atau Terapis Behavior Therapy
     Dalam pendekatan behavior telah menempatkan pentingnya fungsi dan peranan konselor atau terapis sebagai pengajar. Secara aktif, direktif dan kreatif konselor atau terapis diharapkan mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya guna mengajarkan keterampilan-keterampilan baru sesuai permasalahan klien dan tujuan yang diinginkan. Fungsi lain yang juga harus ditegakkan oleh konselor atau terapis selama proses konseling atau terapis adalah melaksanakan assesmen dan penilaian secara terus menerus, menetapkan sasaran perubahan perilaku dan bagaimana mengajarkan untuk mencapainya, peka terhadap perubahan-perubahan yang terjad, serta membantu mengembangkan tujuan-tujuan pribadi dan sosialnya.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Behavior Therapy
      Kekurangan: konseling atau terapi behavior bersifat dingin (kaku), kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi, lebih terkonsentari pada teknik, meskipun konseling atau terapi behavior sering menyatakan persetujuan pada tujuan klien, akan tetapi pemilihan tujuan lebih sering ditentukan oelh konselor atau terapis, meskipun konselor atau terapis behavior menegaskan bahwa setiap klien adalah unik dan menuntut perilaku yang unik dan spesifik akan tetapi masalah salah satu klien sama dengan klien lainnya dan oleh karena tidak menuntut suatu strategi konseling atau terapi yang unik, perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk perilaku yang lain.
      Kelebihan:  pendekatan behavior therapy merupakan suatu pendekatan terapi tingkah laku yang berkembang pesat sangat populer. Dikarenakan memenuhi prinsip-prinsip kesederhanaan, kepraktisan, kelogisan, mudah dipahami dan diterapkan, dapat didemontrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada kebutuhan anak, serta adanya penekanan perhatian pada perilaku yang positif.



Sumber:
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
http://henimarizalita.blogspot.com/2013/04/psikoterapi-behavior-therapy.html
http://ririnyp.wordpress.com/2013/04/23/psikoterapi-behavior-therapy/

RUZARIA PUTRI
16510290
3PA05
PSIKOTERAPI #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar